6.18.2010

Katanya

Tahu kan maksudnya ?
Sebuah informasi yang paling gak akurat.
Bayangin kalau kamu mendapat sebuah berita yang sebenarnya menyenangkan. Hanya saja berembel-embel 'katanya'. Dan kamu sama sekali gak memperhatikan kata itu. Maklumlah keduluan perasaan senang. Alpa deh sama semuanya. Dan setelah ditelusuri dan berhadapan dengan kenyataan ternyata berita itu fiktif belaka. Well, poor you.
Atau misalnya kamu lagi panas-panasnya nih sama temen kamu. Tiba-tiba kamu dapat informasi kayak gini, "Loe tau gak sih, si X ;musuh bebuyutan loe, 'katanya' kan ngedeketin gebetan loe!"
Dddeeuuh, udah deh dengan mudahnya loe terperdaya dengan rayuan sesat. 'Wah, gak bisa dibiyarin tuh, loe harus nyamperin dia. Katanya kan dia ngegodain gebetan loe. loe jambak dia. loe cakar. Habisin!' Ungkap satu suara. Adrenalin kamu yang emang lagi berpacu ngerasa mendapat support; yang berlebihan banget. Alhasil, ribut deh hari itu sama teman kamu yang ber-label musuh kamu itu. Padahal, belum tentu itu berita benar. Karena kenyataannya; dalam kisah ini, musuh kamu itu adiknya gebetan kamu !!!
Ya ampun, ckckckck.
sinetron banget sih contohnya.:-B

Atau..., pakai contoh konkrit deh, seperti pengalaman yang sudah pernah saya ceritakan sebelumnya. Belum pernah baca ? Coba klik di sini dulu.;)

Untuk jalan pintas, maksud saya untuk membenarkan sebuah ucapan, sumber referensi yang berembel katanya memang sangat digemari. Tentunya agar sang pendengar yakin atas apa yang kita katakan. Terlebih apabila cara penyampaiannya dengan nada yang mengebu-gebu. Hhhhmmm, two thumbs up gak ya ???

Tunggu dulu ..., kita harus berhati-hati, karena biasanya sesuatu yang enak dilidah lama-lama akan menimbulkan efek yang tidak menyenangkan. Contohnya, permen. Permen tentunya sangat digemari. Tapi, bila dimakan terus menerus akan menyebabkan (salah satunya) gigi rusak. Tak jauh beda dengan 'katanya'. Kata ini membuat kita terlena. Bayangkan dengan satu kata yang sederhana 'katanya', kita bisa dengan mudahnya menyakinkan seseorang tanpa bersusah-susah mencari kebenaran dari apa yang telah kita katakan. 
Berhati-hatilah kawan dan tentu juga diri saya. Kita mungkin bisa tersenyum puas bila lawan kita benar-benar alpa tentang hal yang kita bicarakan dan langsung percaya tanpa memperhatikan kata-kata yang kita ucapkan. Tapi bagaimana, bila kita ternyata berbicara dengan orang yang lebih mengetahui permasalahan tersebut sehingga saat kita membicarakan hal tersebut kepada orang ini, dia akan serta merta menertawakan kita karena kesok tahuan kita. Ckckck [-X, jangan sampai kawan..

Diam memang lebih baik. Dibanding kita berbicara hanya karena secuil kesombongan kesok tahuan kita. Seperti sebuah peribahasa yang sering kita dengar dari mulut para orang tua kita, 'Mulutmu Harimaumu, Nak!'

1 cuap-cuap:

Tulis Pendapatmu di sini, Kawan!