6.17.2010

Puasa Nge-Blog

Biasanya, orang-orang puasa senin-kamis, puasa daud, puasa ramadhan lha ini kok puasa nge-blog, apa maksudnya ?:D
Sebenarnya puasa ini dijalani dengan sangat tidak sengaja bahkan mungkin tidak diharapkan. Puasa nge-blog = menahan diri untuk tidak mem-posting tulisan. Rasanya kawan jangan ditanya, cukup menyiksa ! (:D. L-E-B-A-Y) Lalu, mengapa bisa terjadi ?

Nah, ini dia inti permasalahannya. Connection internet yang ngadat. Cukup akut permasalahannya, sehingga saya memutuskan untuk puasa nge-blog.

Layaknya orang berpuasa sungguhan, puasa nge-blogpun adaaaaa aja cobaan. Berikut cuplikan beberapa cobaan orang yang puasa nge-blog :

1. Bekasi- Dalam episode pentengkaran kakak-adik.

 "Mba itu sayang sama kamu makanya mba kasih tau !!" (diucapkan dengan nada tinggi, mata melotot, nafas memburu)
 Sang adik yang menjadi lawan bicaranya tertunduk sambil sesekali memicingkan mata ke arah sang kakak.
 "Ngapain kamu ngeliat kayak gitu. Gak sopan !!" Sang kakak merasa terhina diberi tatapan tajam.
 Sang adik tak peduli malah ia menambah kesal sang kakak dengan mendumel tak jelas.
 "Adik durhaka !!" Sang kakak, yang walaupun tak mendengar arti dumelan itu apa, namun merasa tertuju pada dirinya.
 ....

2. Bekasi-Dalam episode curhat.

 Seorang ibu paruh baya pulang ke rumah dengan membawa se-'kresek' cerita yang siap dibagikan kepada suami dan anak-anaknya.
 "Ibu x cerita ke mama, sekolah Y itu jelek."
 "Emang ibu X tau dari mana ?" Sang suami menanggapi.
 "Diceritain ibu Z."
 "Ibu Z dah pernah ke sana, Ma?" Kali ini sang anak bertanya.
 "Ibu X bilang sih, dari katanya (tekankan pada kata ini) ibu-ibu."
 ????????

3. Bekasi-Dalam episode mendadak seleb.

 (Melanjutkan percakapan di atas)
 "Ibu X bilang, ibu Z itu cerita kalau sekolah Y katanya (tekankan pada kata ini) jelek. Sekolah Islam apa itu masa dicampur. Pasti parah banget itu pergaulannya. Begitu dia cerita ke mama."
 Sang anak merengut.
"Dah gitu dia bilang begini, Lihat aja itu anaknya bu W !"
Sang anak pun bertambah merengut lebih  tepatnya  geram karena dengan mudahnya membawa-bawa contoh yang gak konkrit.
 "Makanya ibu X yang gak percaya dan dah kenal sama kamu (anaknya bu W itu adalah sang anak;red) mengklarifikasi sama mama  (bu W)."
 ....

Tiga cuplikan di atas berakhir di depan layar netbook dengan muka merengut, kesal campur aduk (antara kejadian yang dialami dan keinginan menuangkan unek-unek yang terhalang masalah akut; alat berselancar di dunia maya yang ngadat).gggrrrhhhh....

Astaghfirullah.

Akhirnya saya memutuskan untuk berbaring. Berharap amarah itu segera reda. Tapi ternyata tidak. Justru yang ada bayangan-bayangan berkelebatan, menerka-nerka siapa pelaku yang seenaknya berkata demikian. Dan membuat hati saya semakin gondok karena saya tak kunjung menemukan sosok yang diduga sang pelaku. Siapa ibu Z sebenarnya ?; ibu saya sama sekali tak memberitahu saya, siapa gerangan ibu Z tersebut.

Ya Allah....

Saya pun mengambil air wudhu. Kemudian melaksanakan shalat duha. Waktu menunjukkan jam sepuluh pagi. Usai membaca doa shalat duha, saya merasakan ketenangan yang cukup. Meski seringkali kegondokan nyaris membuat saya mengumpat tak karuan. Segera saya membaca kitab al-qur'an. Tenang. Saya mulai dapat berpikir jernih. Membiarkan pikiran-pikiran positif menghinggapi otak saya. Meski terkadang kekhilafan membuyarkannya.
Saya hanya manusia biasa, dengan tubuh kecil dan keimanan yang masih labil.Yah, Saya hanya mencoba menjadi orang kuat dibalik mungilnya tubuh saya. Bukankah orang kuat adalah orang yang dapat menahan amarahnya ?:)

0cuap-cuap:

Tulis Pendapatmu di sini, Kawan!