4.29.2009

No more dream

Aku menyadari bahwa hidup itu memang tak selalu sejalan dengan apa yang kita inginkan. Kita ingin A tapi kenyataannya menjadi B. Suatu rahasia yang tidak akan tertebak. Namun bagiku, hidup itu adalah bagaimana kita menuangkan keinginan kita agar hidup. Tak sekedar asa.Singkat kata, mewujudkan keinginan kita. Keinginan itu sering kita sebut mimpi.

Mimpiku memang tak sebanyak dan setinggi adikku yang berumur lima tahun. Mimpiku bukan ingin menjadi burung agar bisa terbang atau Ingin punya boneka barbie yang banyaknya semenjulang gunung. Mimpiku sederhana, aku ingin membuat senyuman di bibir kedua orang tuaku.
Sederhana bukan ?

Ya, mungkin sederhana atau bahkan mudah. Apa susahnya membuat seseorang, bukan, bukan seseorang melainkan dua orang tersenyum. Bahkan lebih dari tersenyum. Hingga tertawa. Kenapa tidak melawak saja ? Berkostum badut ? Atau menceritakan hal konyol? Tiba-tiba saran itu menggelitik di kedua benakku. Bila sesederhana itu, memang mudah melakukannya. Namun, senyum yang kuinginkan bukan senyum lepas yang sesaat. Yang kuinginkan senyum bangga yang akan selalu terkenang. Di hatiku dan tentunya di hati kedua orangtuaku.

Pernah tidak merasakan saat-saat dimana kamu merasakan, kamu tak memiliki kelebihan apapun. Istilahnya, nge-down.

Aku ingat, saat dimana aku benar-benar merasakan diriku benar-benar tak memiliki kepercayaan bahwa aku memiliki kelebihan yang memang pantas untuk dibanggakan. Saat itu, setiap aku terdiam, sendiri, aku merasa melihat sisi lain dari diriku. Yang rapuh. Terpojok. Di sisi kosong yang hampa. Sisi itu seakan terpoles dengan senyumku. Tawaku. Kediamanku.
Aku ingin berlari. Saat kutapaki jalan. Tak selangkahpun aku beranjak. Aku ingin berhenti menangis. Tapi isakan itu seakan tak mau berhenti. Terus memompa hingga nafasku tersengal-sengal. Aku berteriak. Namun hanya mulut lebar yang menganga yang kudapat. Tanpa tambahan suara. Tiba-tiba sosok itu muncul. Aku kaget. itu bukan sosok. Itu bukan manusia. Tapi....., itu mimpi-mimpiku!
Saat aku tersadar, aku menyadari betapa pentingnya mimpi itu dikejar. Bila kita percaya mimpi itu akan terwujud, seberat apapun rintangannya pasti dapat dihadapi. Ini bukan hanya sekedar tulisan, tapi pembuktian. Dan aku sendiri yang akan membuktikannya.

0cuap-cuap:

Tulis Pendapatmu di sini, Kawan!